Jokowi Tegaskan Stop Ekspor Tambang, Said Didu: Tapi Dijual China

Nasional

Jakarta – Pemerintah Indonesia kembali menegaskan terkait kebijakan ekspor tambang yang disampaikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat mengikuti acara yang digelar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) secara virtual. Hal itu spontan mendapat perhatian dari pengamat Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Said Didu.

Menurut Jokowi, penghentian ekspor hasil tambang merupakan salah satu reformasi manufaktur guna memacu semangat pembangunan infrastruktur dalam Negeri.

“Bolak-balik saya sampaikan setelah nikel, bauksit, tembaga akan kita stop, timah, kita stop untuk tidak ekspor dalam material,” tegas Jokowi yang disampaikan secara virtual. Kamis 20 Januari 2022.

Pengamat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Muhammad Said Didu merasa heran dengan kebijakan yang berkali-kali disebutkan oleh Jokowi. Sebab, kata dia, sejauh ini hasil tambang Indonesia nyatanya dijual ke smelter milik China dengan pengaturan harga yang murah.

“Stop ekspor, tapi dijual ke smelter milik China yang harganya diatur oleh trader dengan harga murah,” tulis Said Didu dalam akun Twitternya, dikutip infomassa. Jum’at, 21 Januari 2022.

Lanjutnya ia mengatakan dalam penggunaan smelter China, pemerintah Indonesia turut memberikan sejumlah fasilitas. Dengan kondisi itu, lantas Said Didu bertanya apa yang didapatkan oleh Negara.

“Smelter China tersebut dapat fasilitas pajak, gunakan Tenaga Kera (TK) China, Bank China, mesin China, terus Indonesia dapat apa,” cuitnya.

Sebagai informasi untuk mendukung ekspor mineral mentah, pemerintah Indonesia akan menambah pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Kawasan Industri dan KEK diharapkan akan menjadi sumber bagi pertumbuhan ekonomi baru.

Editor: Mauladi Fachrian

Tinggalkan Balasan