Editor: Fajrin Kamal
Kota Tangerang – Dalam rangka menjalankan Peraturan Wali Kota (Perwal) Tangerang No. 11 tahun 2019 untuk membentuk Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan (LKK) di Cikokol, sejumlah warga yang menjadi tamu undangan sempat cekcok atau berselisih paham.
Koko Sujarwo, salah seorang warga RT. 04 RW. 02 Kelurahan Cikokol Kecamatan Tangerang mengatakan bahwa pertemuan tersebut tidak murni. Artinya, kata dia, warga yang diundang diniatkan untuk tidak diajak bermusyawarah, melainkan hanya menyetujui kesepakatan yang sudah dibangun di luar forum tersebut.
“Hari ini kami mendapat undangan pembentukan LKK. Tapi pada kenyataannya, struktur Ketua, Sekretaris dan Bendahara LKK itu sendiri sudah ada dan disampaikan oleh ketua Forum RW di hadapan seluruh tamu undangan,” kata Koko kepada infomassa, Jum’at 12 November 2021.
Kondisi cekcok warga tersebut, akhirnya menggagalkan kesepakatan yang sudah dibangun di luar forum undangan. Dari situ, terbangun sistem pemilihan ketua LKK Kelurahan Cikokol secara demokratis dengan menghadirkan empat calon dari para tamu undangan.
Keempat calon tersebut langsung diperkenalkan secara singkat oleh pihak Kelurahan. Hingga akhirnya terjadi pemungutan suara oleh seluruh tamu undangan yang hadir dari setiap perwakilan RT maupun RW.
Alhasil, Rahmat Selamet Rahardjo mendapat suara terbanyak dari empat orang yang mencalonkan diri sebagai ketua LKK. Kemenangan itu, akhirnya dapat diterima oleh seluruh warga yang menghadiri pertemuan itu.
Di tempat yang sama, Lurah Cikokol Muhamad Zen turut berkomentar mengenai selisih paham yang sempat terjadi. Baginya, hal demikian lumrah terjadi sebagai dinamika forum dalam mencari kesepakatan.
“Ya hal seperti itu wajar ya, artinya demokrasi dan dinamika forumnya berjalan,” kata Muhamad Zen.
Selanjutnya Muhamad Zen menerangkan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) LKK tidak berbeda dengan Lembaga seperti BKM ataupun LPM. Menurutnya, semua merupakan lembaga yang mengedepankan aspek-aspek kemasyarakatan.
“Kayaknya kalau organisasi masyarakat dari RT, RW, LPM, BKM maupun LKK, semua kaitannya dengan pelayanan masyarakat. Enggak lebih jauh dari itu,” ujar Muhamad Zen.
Lebih jauh ia menerangkan, nantinya LKK bisa menjadi penyambung aspirasi masyarakat. Khususnya dalam hal-hal pembangunan di wilayah Kelurahannya.
“Nanti LKK punya porsi dalam usulan-usulan perencanaan, salah satunya di Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenban). Misalnya perbaikan jalan,” tukas Muhamad Zen.
Inside a short while of downtown Lawton you will find no
less than several casinos, each offering its own exclusive gaming and enjoyment knowledge.