Publik Soroti Outsourcing, Upah Harian 100 Ribu, dan Dugaan Sogokan Masuk Kerja
Tangerang – Podcast TribunTangerang.com yang menampilkan Kepala Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Tangerang Ujang Hendra Gunawan beberapa waktu lalu memantik gelombang komentar pedas dari warganet.
Di balik paparan tentang “strategi ketenagakerjaan dan peluang industri”, publik justru menyoroti kenyataan pahit dunia kerja di lapangan: sistem borongan, outsourcing tanpa batas, hingga gaji harian yang jauh di bawah layak.
“Kota Tangerang kota sejuta industri tapi…!!! kerja borongan, outsourcing merajalela, masuk kerja bayar, ordal. Gaji murah bahkan masih ada perusahaan yang menggaji karyawannya sehari 80–100 ribu. Coba dibenahi, Pak,” tulis akun @kalengbalap di kolom komentar.
Senada disampaikan @gril!?, yang menuturkan kisah anaknya yang bekerja sistem borongan.
“Anak saya kerja shift 3 sampai pagi, padahal cuma dapat upah harian. Dia terpaksa kerja karena harus bayar kuliah dan motor.”
Kritik paling tajam datang dari persoalan dugaan praktik pungutan liar di dunia kerja. Sejumlah komentar menyebut adanya “sogokan” untuk bisa diterima di pabrik atau perusahaan besar di kawasan industri Tangerang.
“Berantas oknum nakal di perusahaan, Pak, biar mudah melamar kerja tanpa harus ada sogokan buat masuk kerja,” tulis akun @Rehan.
Sementara @samsulrizal secara sarkastik menulis, “Mengapa menunggu dari perusahaan? Sepertinya ini departemen penerangan tenaga kerja.”
Kritik ini memperlihatkan hilangnya kepercayaan publik terhadap fungsi pengawasan Disnaker di tengah menjamurnya praktik outsourcing dan tenaga kerja kontrak di kota industri terbesar di Banten itu.
Kota Tangerang kerap digadang sebagai “kota sejuta industri”. Namun, di balik gemerlap kawasan pergudangan dan pabrik ekspor, masyarakat pekerja justru mengeluhkan kesulitan mencari kerja tetap.
“Tangerang cari kerja super susah banget,” tulis @R, menambahkan bahwa banyak program pemerintah hanya bersifat seremonial.
Komentar @rina bahkan lebih menohok:
“Apa bener pemerintah kota Tangerang mikirin angka pengangguran?”
Sebagian warga menilai kebijakan Disnaker stagnan dan tidak inovatif.
“Copy paste, daerah lain udah banyak diterapin, nggak ada terobosan,” tulis akun anonim @user7516944336721.
Podcast Disnaker yang bertema “Peluang dan Tantangan Ketenagakerjaan Kota Tangerang” awalnya dimaksudkan untuk menjelaskan upaya pemerintah dalam menurunkan angka pengangguran dan memperluas pelatihan vokasi.
Namun, komentar publik di TikTok menunjukkan kontras tajam antara narasi resmi dan realitas buruh di lapangan.
Meski Disnaker mengklaim telah membuka ribuan lowongan lewat job fair dan mengembangkan pelatihan digital berbasis aplikasi Tangerang LIVE, banyak warga menilai kebijakan itu belum menyentuh persoalan mendasar: rendahnya pengawasan, lemahnya posisi tawar buruh, dan praktik kerja tidak manusiawi di level pabrik.[]
Komentar