Info Massa – Di halaman sebuah sekolah di Balaraja, Kabupaten Tangerang, berdiri sebuah bangunan mungil dengan dinding berhiaskan ornamen batik warna-warni.
Di depannya, deretan pot tanaman menambah suasana asri. Bangunan itu adalah workshop kelompok pembatik NOSATA, komunitas alumni Sekolah Khusus (SKh) Negeri 01 Balaraja.
Yang membuat tempat ini istimewa bukan hanya karya batik yang lahir dari tangan-tangan terampil para alumni difabel, melainkan sumber energi yang menghidupinya.

Di atas atap workshop, panel surya berkapasitas 2.480 watt menangkap cahaya matahari, mengubahnya menjadi listrik bersih yang mendukung setiap proses kreatif di dalamnya.
Seni yang Berpadu dengan Energi Bersih
Bagi kelompok NOSATA, membatik bukan hanya soal melestarikan budaya, tetapi juga cara untuk menunjukkan bahwa keterbatasan tidak menghalangi inovasi.
Dengan dukungan PLN Indonesia Power UBP Banten 3 Lontar, mereka kini membatik dengan bantuan energi matahari—lebih ramah lingkungan sekaligus lebih hemat biaya.
“Kami senang, karena bisa membatik sambil menjaga bumi. Rasanya bangga saat tahu listrik yang kami gunakan berasal dari cahaya matahari,” ungkap salah satu anggota kelompok.
Edukasi untuk Generasi Muda
Inisiatif ini tak berhenti di ruang workshop. Bagi para siswa SKh Negeri 01 Balaraja, keberadaan solar PV menjadi laboratorium nyata tentang energi terbarukan.
Mereka bisa melihat, merasakan, dan belajar bagaimana energi matahari memberi kehidupan pada aktivitas sehari-hari.
Sementara Kepala sekolah, Sumiyati, menyebutkan bahwa program ini menumbuhkan kesadaran sejak dini: “Ini bukan hanya membantu mengurangi biaya listrik, tapi juga memberi pelajaran langsung tentang pentingnya menjaga lingkungan dan berinovasi dengan energi terbarukan.” terang Sumiyati.
Komitmen untuk Keberlanjutan
Bagi PLN Indonesia Power UBP Lontar, proyek kecil ini mencerminkan visi besar menuju Net Zero Emission 2060.
“Kami ingin anak-anak merasakan langsung manfaat energi bersih. Dari langkah kecil seperti ini, lahir generasi penerus yang peduli pada keberlanjutan bumi,” ujar Ria Indrawan, Senior Manager UBP Lontar.
Program ini juga sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama pada aspek Pendidikan Berkualitas, Energi Bersih dan Terjangkau, serta Penanganan Perubahan Iklim.
Inspirasi untuk Replikasi
Kini, atap workshop yang bersih dengan deretan panel surya itu seolah menjadi simbol harapan baru. Bahwa seni, pendidikan, dan energi bersih bisa berjalan beriringan. Bahwa kreativitas bisa tumbuh berdampingan dengan keberlanjutan.
Dan yang paling penting, bahwa cahaya matahari tak hanya menerangi bumi, tapi juga memberi semangat baru bagi para pembatik difabel di Balaraja untuk terus berkarya.[]
Komentar