Info massa – Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang meningkatkan akselerasi pengembangan Kawasan Bisnis Aerotropolis, sebuah kawasan ekonomi terpadu berbasis konektivitas bandara yang diproyeksikan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Kota Tangerang.
Kawasan ini akan terintegrasi langsung dengan Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan menjadi simpul aktivitas investasi, logistik, teknologi, serta perdagangan modern dalam dua dekade mendatang.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Tangerang, Sugihharto Achmad Bagdja, mengatakan pengembangan Aerotropolis merupakan langkah strategis Pemkot dalam memanfaatkan potensi kedekatan geografis dengan salah satu bandara tersibuk di Asia Tenggara.
Menurutnya, momentum globalisasi dan mobilitas udara yang terus meningkat membuat kota-kota di sekitar bandara memiliki peluang besar untuk tumbuh sebagai pusat ekonomi baru.
“Pengembangan Kawasan Bisnis Aerotropolis adalah salah satu strategi jangka panjang untuk memperkuat daya saing Kota Tangerang sebagai hub investasi nasional. Kami ingin memastikan seluruh proses berjalan sesuai target, terutama dalam pembangunan infrastruktur penunjang di sekitar bandara,” kata Sugihharto, Senin (18/11/25).
Dalam konsep besar pembangunan jangka panjang, Pemkot Tangerang merancang zona ekonomi khusus ‘economic triangle’ yang menghubungkan tiga pusat bisnis utama kota, yaitu:
- CBD Primer Benda–Neglasari–Batuceper, berfungsi sebagai kawasan inti jasa dan transportasi,
- CBD Sekunder Modernland–TangCity, yang berkembang sebagai pusat komersial dan ritel,
- CBD Metropolitan Alam Sutera, kawasan metropolitan terpadu yang terhubung dengan pusat bisnis Serpong.
Ketiga titik tersebut didesain terintegrasi dengan Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang akan menjadi pusat gravitasi ekonomi, memadukan aktivitas logistik udara, teknologi penerbangan (aerotech), industri kreatif, perhotelan, dan MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition).
Sugihharto menegaskan Pemkot kini fokus pada percepatan pembangunan dua infrastruktur kunci sebagai pintu akselerasi kawasan Aerotropolis:
1. Akses Parimeter Utara Bandara Soekarno-Hatta, yang akan mendukung pergerakan logistik dan kendaraan komersial,
2. Frontage Alam Sutera, koridor jalan yang menghubungkan kawasan metropolitan dengan pusat-pusat bisnis baru.
“Kami sedang mengawal pembangunan dua akses tersebut karena menjadi titik krusial percepatan kawasan. Konektivitas menjadi fondasi utama keberhasilan Aerotropolis,” ujarnya.
Selain pembangunan infrastruktur, Pemkot Tangerang mempercepat sinkronisasi regulasi tata ruang melalui percepatan revisi:
- Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), dan
- Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) untuk memastikan seluruh pengembangan kawasan selaras dengan visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029.
Penetapan area pengembangan juga diprioritaskan untuk memberikan kepastian hukum bagi investor di sektor logistik, pergudangan modern, aerotech, perhotelan, hunian vertikal, dan perdagangan jasa.
“Sinkronisasi tata ruang sangat penting agar investor mendapatkan kepastian. Kami ingin ekosistem investasi di Tangerang semakin kuat, khususnya melalui masuknya investor sektor logistik dan teknologi yang relevan dengan perkembangan bandara,” ujar Sugihharto.
Pemkot Tangerang menyusun roadmap pembangunan Aerotropolis dalam tiga fase utama:
- Tahap I (2025–2030): penataan awal kawasan, finalisasi regulasi, pembangunan infrastruktur dasar,
- Tahap II (2030–2040): ekspansi kawasan bisnis, integrasi transportasi, dan peningkatan fasilitas ekonomi,
- Tahap III (2040–2050): operasional penuh dan kontribusi signifikan terhadap perekonomian Kota Tangerang.
Menurut perkiraan pemerintah daerah, kawasan ini ditargetkan menjadi motor penggerak ekonomi baru Kota Tangerang, sekaligus memperkuat posisi kota sebagai pusat logistik dan bisnis global yang terhubung secara langsung dengan bandara internasional.
Untuk memastikan pengembangan berjalan terukur, Pemkot Tangerang menggandeng PT Angkasa Pura Indonesia sebagai pemangku kepentingan utama. Kolaborasi ini mencakup penyusunan desain kawasan, integrasi akses, serta sinkronisasi rencana pengembangan bandara dengan kawasan ekonomi di sekitarnya.
“Kami berkolaborasi erat dengan Angkasa Pura karena pengembangan Aerotropolis tidak bisa dilepaskan dari rencana perluasan dan modernisasi Bandara Soekarno-Hatta,” kata Sugihharto.
Dengan berbagai langkah strategis tersebut, Pemkot Tangerang berharap pengembangan Kawasan Bisnis Aerotropolis dapat menjadi pengungkit pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan menghadirkan peluang investasi yang lebih besar bagi masyarakat serta pelaku usaha.[]
Komentar