Nasional
Beranda / Nasional / Aktivis 98 Konsolidasi Tolak Gelar Pahlawan Untuk Soeharto

Aktivis 98 Konsolidasi Tolak Gelar Pahlawan Untuk Soeharto

Info Massa – Aktivis 98 terus bergerak menutup celah bangkitnya rezim Orde Baru (Orba) yang belakangan ramai dengan pemberian gelar pahlawan untuk Soeharto.

Melalui gelaran Diskusi ‘Soeharto Pahlawan Atau Pelanggar HAM’, ratusan aktivis 98 berkumpul menyatukan sikap tegas untuk menolak Soeharto mendapatkan gelar Pahlawan Nasional.

Aktivis PENA 98, Mustar Bona Ventura, mengatakan bahwa diskusi publik ini digelar bukan sekadar temu kangen perjuangan 27 tahun silam.

“Ini adalah peringatan, bukan sekadar berkumpul. Menurut kami, adanya wacana atau ide pemberian gelar pahlawan nasional terhadap Soeharto, jelas kami bersepakat menolak,” ujar Mustar Bona Ventura, Sabtu 23/05.

Awalnya, lanjut Mustar, pihaknya sempat ragu saat terhadap keberanian aktivis 98 untuk hadir pada diskusi tersebut. Namun ternyata, yang hadir dalam konsolidasi itu sangat ramai.

Suara Sipil Sindir 100 Hari Kerja Sachrudin-Maryono Lewat Piagam

“Ada yang berani nggak ya dalam acara diskusi dengan bertema soal Soeharto? Ternyata ini di luar ekspetasi bahwa masih banyak orang yang datang dan punya keberanian untuk diskusi seperti ini,” ungkap Mustar.

Di lokasi acara, para aktivis 98 memperlihatkan replika tengkorak hingga tulang belulang sebagai simbol keganasan rezim Soeharto. Di mana, jutaan orang tega dibunuh tanpa proses pengadilan. Semua demi kelanggengan kekuasaannya.

Aktivis jebolan ISTN, Jimmy Fajar, menyebutkan berbagai kasus Pelanggaran HAM yang terjadi pada masa pemerintahan Orba. Hingga kini, kata dia, belum ada satu pum yang tuntas.

“Simbolisasi tengkorak dan tulang belulang ini menggambarkan tragedi masa lalu, ada Petrus, penculikan aktivis, kasus Marsina, Widji Thukul, Kedung Ombo, dan lain-lain. Begitu banyak warga Indonesia yang hingga kini tidak ditemukan,” ujar Jimmy Fajar, aktivis lain yang hadir dalam forum tersebut.

Sementara Ketua Komnas HAM Anis Hidayah berpendapat bahwa gelar dalam pemberian gelar pahlawan tidak bisa sembarangan. Kalau pun ada pihak yang mendorong, maka harus dilihat dulu dari sejarahnya.

PSG Ukir Sejarah Juara Liga Champion Pertama

“Jadi saya kira ketika gelar pahlawan akan diberikan kepada siapa pun, pihak mana pun yang mengusulkan itu mesti kembali kepada hal yang paling prinsip dari makna pahlawan itu sendiri. Benarkah dia sudah berkontribusi untuk kemajuan bangsa? Benarkah dia berkontribusi untuk pembangunan bangsa? Benarkah dia berkontribusi untuk kemajuan bangsa? Bukan sebaliknya,” tutur Anis. []

Komentar

Tinggalkan Balasan

× Advertisement
× Advertisement