PM Mongolia Mundur Karena Rakyat Melawan Hedonisme Anaknya | Wali Kota Solo Siap Kirim Semua Pihak Ke Barak Militer Jika Melanggar Ketertiban Umum | FAM Tangerang Nilai Kebijakan 100 Hari Kerja Kepemimpinan Sachrudin – Maryono Gagal, Kenapa ? | Kemenkes Bersama PT Merck Deteksi Gangguan Tiroid di 7 Wilayah | Tiongkok Ungkap AS Langgar Kesepakatan Gencatan Tarif |

Tangerang Raya

Beranda / Tangerang Raya / Muralnya di Tangerang dihapus, Edi Bonetski: Bikin Lagi

Muralnya di Tangerang dihapus, Edi Bonetski: Bikin Lagi

Oleh Mauladi Fachrian • 21/08/2021 • 327

Kota Tangerang – Salah satu penggiat seni mural di Kota Tangerang, Edi Bonetski, angkat bicara soal karyanya ‘Hapus Korupsi, Boekan Muralnya’ yang ikut dihapus oleh Satuan Polisi (Satpol) Pamong Praja (PP). Menyikapi hal itu, dengan gaya leluconnya yang ringan, ia mengatakan bakal bikin lagi.

“saya sih ga masalah, karena sesungguhnya cinta yang dihapus. Karena mural itu adalah cinta yang tersembunyi dibalik tembok yang penuh rindu. Jadi kalo dihapus ya bikin lagi,” kata Edi kepada infomassa.com, Jum’at malam 20 Agustus 2021.

Menurut Edi, mural merupakan salah satu bentuk komunikasi bagi seniman untuk mengekspresikan karyanya yang memuat tentang suatu pesan seperti peristiwa sehari-hari, perdamaian, dan lainnya. Apabila terjadi penghapusan, kata dia, kemungkinan karya tersebut tidak indah dalam pandangan penguasa (Pemerintah).

“kita berkomunikasi lagi dengan penghapusnya. Kita berkomunikasi, berinteraksi kok dihapus pak, kenapa sih ? kalo saya pesannya hapus Korupsi, bukan muralnya. Mungkin menurut penguasa jelek karena karya kan menurut kekuasaan barang jelek,” tukasnya.

Pentolan komunitas Semanggi Center itu lantas menjelaskan, bahwa mural bukanlah sebuah bentuk kritik, melainkan hanya pola bermain mengekspresikan karya seni.

Baca juga: Aktivis Ungkap Pemkot Tangerang Belum Berpihak Pada Sektor Kebudayaan

“Ya temen-temen seneng bermain olah-raga, barang kali ada ruang kosong, kanal terbuka, tubuh bergerak, beli pylox, bayar pajak,” jelas Edi.

Edi Bonetski, Seniman Semanggi Centre Kota Tangerang.

Kemudian Edi pun turut mengomentari maraknya mural di Kota Tangerang yang belakangan bermunculan bahkan sampai viral. Dia menyebut, dalam kondisi dan situasi pandemi seperti ini, banyak kalangan yang ingin menjadi seorang street artist.

“Semua orang ingin menjadi media sosial, menyalurkan kanal kretaif dengan organisme tubuh. Memberi ruang yang sepi menjadi riuh dengan warna-warni,” ucapnya.

Edi juga melontarkan salah satu gambar yang sempet viral di Batuceper Kota Tangerang dengan tampak mirip Presiden Joko Widodo dengan mata tertutup bertuliskan ‘404 Not Found’. Ia menilai, mural tersebut bisa saja tidak tertuju pada seseorang.

“Tapi kalo barang kali yang kemarin di Batuceper hanya menyalurkan. Wah mlem nih, gambar enak. Bisa jadi itu gambarnya bukan seseorang. Tapi bisa jadi itu gambar pelawak, gambar siapa pun,” ujar Edi.

Baca juga: FP2N Surati Wali Kota Tangerang Soal Lemahnya Pengawasan Perizinan

Terakhir, salah satu pendiri Tangerang Street Art Forum (TSAT) itu berharap, kejadian dihapusnya berbagai mural di Kota Akhlaqul Karimah tidak menghlingkan semangat para penggiat seni. Sebab, kata Edi, Undang-undang (UU) kemajuan kebudayaan hari ini harus diterapkan dan dipelajari dari tingkat Kelurahan, Kecamatan, Kota/Kabupaten, sampai Provinsi untuk tahu isi dari UU tersebut.

“harapannya asik, rukun-rukun aja menjadikan tubuh tetap bermural, berolah-raga, olah rasa, olah visual, bisa berinteraksi dengan publik, bisa menjalin kerukunan dengan siapa pun. Membangun suasana yang harmonis sesungguhnya,” Tutup Edi Bonetski.