Info Massa – Respon cepat atasi kebocoran pipa, Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Benteng Kota Tangerang akan lakukan evaluasi atau kajian terkait rusaknya pipa Jaringan Distribusi Utama (JDU) berukuran 1000 mm yang berlokasi di dua titik.
Hal ini disampaikan Direktur Utama Perumda Tirta Benteng, H. Doddy Effendi usai melakukan pengecekan secara langsung perbaikan pipa rusak yang berlokasi di Jalan Bar Air Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Neglasari, Minggu, 14 September 2025.
“Alhamdulillah perbaikan pipa JDU sudah selesai dan akan langsung dialiri air di wilayah zona 2,” ungkap Doddy.
“Siang ini saya memastikan bahwa proses penyelesaian perbaikan jaringan perpipaan yang mengalami kerusakan, secara prinsip sudah selesai diperbaiki. Saat ini proses lanjutannya yaitu pembuangan air kotor yang ada di jaringan perpipaan sedang berproses pembuangan dibeberapa titik, selesai dan ditutup kembali, selanjutnya secara bertahap air bersih akan kami alirkan melalui jaringan perpipaan kemasyarakat,” ujarnya.
Dikatakan Doddy, pihak akan melakukan kajian dan evaluasi atas kerusakan (bocor) pipa JDU yang mengakibatkan terganggunya layanan air bersih ke pelanggan. “Kita akan kaji apa yang menyebabkan pipa itu bocor. Dan, ini harus dilakukan karena ini berdampak pada layanan ke masyarakat,” pungkasnya.
Selain itu, sebagaimana arahan Walikota Tangerang, Perumda Tirta Benteng tetap membuka layanan bantuan air bersih bagi masyarakat yang membutuhkan, khususnya untuk pelanggan di zona 2.
Sebagai informasi bahwa Perumda Tirta Benteng dibantu oleh mitra kerja beserta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, beserta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam memgirimkan bantuan air bersih.
“Selama 8 hari ini, layanan air bersih sementara yang disupport melalui mobil tanki sebanyak 30 armada mobil tanki dengan 250 titik pengiriman ,” jelasnya.
Sementara pantauan di lapangan pada wilayah Kecamatan Periuk dan Jati Uwung terlihat sejumlah masyarakat masih kesulitan mendapatkan air bersih imbas jebolnya JDU PDAM Tirta Benteng.

Sejak pagi tadi, masyarakat masih mencari air bersih dari beberapa sumber seperti, tempat ibadah, mengandalkan salah satu warga yang memiliki jet pump, membeli di depot air bersih dan pedagang air keliling serta menunggu distribusi atau bantuan dari pemerintah.
Salah seorang warga Jati Uwung, Ricky, mengatakan bahwa sedikitnya selama lima hari sangat menguras energi untuk mendapatkan air bersih. Mengantre adalah satu-satunya cara untuk bisa memiliki air untuk kebutuhan di rumah.
“Luar biasa sekali, namun apa daya inilah yang harus masyarakat nikmati. Mengeluh iya, tapi air di rumah tetap harus tersedia,” ujar Ricky.
Mewakili masyarakat, Ricky turut berterima kasih atas pasokan air bersih dari pemerintah melalui mobil tangki yang datang silih berganti dari satu tempat ke tempat yang lain.
“Meskipun volumenya terbatas, namun bantuan air bersih itu sangat berarti untuk masyarakat yang saat ini sangat-sangat membutuhkan,” tutup Ricky.