Sejumlah warga yang berada di lokasi makam Syekh Buyut Jenggot menggelar demonstrasi di gedung Pusat Pemerintahan Kota (Pemkot) Tangerang diwarnai dengan teatrikal kubur diri yang lakukan oleh 3 relawan.
Massa menuntut Pemkot Tangerang untuk tidak merelokasi makam yang selama ini terus diziarahi oleh masyarakat yang datang dari lintas Provinsi karena ketokohan Syekh Buyut Jenggot di masa hidupnya.
Tubagus Saptani, salah satu dari tim 9 yang mengawal kasus relokasi makam mengatakan bahwa penolakan pemindahan itu tidak bisa diabaikan dan Pemkot Tangerang harus segera menegaskan untuk tidak mengeksekusi atas kebutuhan pengembang/Deveplover.
“Saat ini kondisi makam Syekh Buyut Jenggot semakin terancam. Selain pemindahan, kondisi makam saat ini juga terancam rusak,” kata Saptani, Kamis 29/9 di Puspem Kota Tangerang.
Aksi kubur diri tersebut mendapat perhatian dari anggota DPRD Kota Tangerang, salah satunya Prawoto dari komisi II.
Ia merasa prihatin dengan isu sekaligus dengan demonstrasi kubur diri yang dilakukan oleh para massa aksi. Pasalnya, Prawoto mengaku mengetahui keberadaan makam dari Tubagus Rajasuta bin Sultan Agung Tirtayasa yang berada di Kelurahan Panunggangan Barat, Kecamatan Cibodas.
“Kita pernah hadir ke lokasi dan mengetahui kondisi serta mendorong Pemerintah Kota Tangerang memenuhi permintaan mansyarakat untuk tidak merelokasi makam syekh buyut jenggot. Kita akan terus mengawal bersama tim 9. Kita akan selalu bersama rakyat,” ujarnya saat menemui massa aksi.
Mendapat dukungan dari DPRD, massa aksi semakin percaya diri berteriak untuk bertemu denga Wali Kota Tangerang.
Sayangnya, permintaan tersebut tidak diindahkan oleh Pemkot Tangerang. Massa aksi hanya dipertemukan dengan Camat Cibodas, Asda dan Kabid Pariwasata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
Dalam pertemuan itu, massa aksi dijanjikan akan dipertemukan dengan Wali Kota Tangerang Arief R. Wismansyah pada hari Rabu 5 Oktober 2022 untuk pembahasan lebih lanjut. []