Ragam Massa
Beranda / Ragam Massa / DPAD Kota Tangerang Kulik Jejak Autentik Benteng Makassar

DPAD Kota Tangerang Kulik Jejak Autentik Benteng Makassar

Info Massa – Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang melalui Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) mulai melakukan pendalaman arsip sejarah terkait keberadaan Benteng Makassar, salah satu situs kolonial paling tua di Tangerang yang jejaknya berakar pada abad ke-17.

Kepala DPAD Kota Tangerang, Engkos Jarkasiy, menyampaikan bahwa penelusuran ini merupakan bagian penting dalam pengembangan pengetahuan sejarah masyarakat.

“Saat ini kami sedang mendalami atau melakukan penelusuran sejarah Benteng Makassar. Ini penting sebagai tonggak pengetahuan masyarakat Kota Tangerang di masa kini dan mendatang,” ujarnya dalam FGD Arsip Statis, Jumat (14/11) di ruang Akhlaqul Karimah, Puspem Kota Tangerang.

Engkos menjelaskan bahwa keterbatasan bukti fisik dan data mengenai Benteng Makassar membuat DPAD mengumpulkan ulang sumber-sumber arsip kolonial yang tersebar.

“Kami kumpulkan dulu dari arsip ke arsip melalui FGD ini, mengingat keterbatasan bukti-bukti sejarah terkait. Kami optimis penelusuran ini bisa berjalan,” katanya.

Wagub Jakarta Ingin International Literary Festival Dongkrak Budaya Literasi

Benteng Makasar di Tangerang. Sumber: Arsip/Katalog Leupe National Archief No. VEL 1208 & Atlas Of Mutual Heritage.

Sejumlah arsip kolonial menunjukkan bahwa Benteng Makassar juga dikenal sebagai Benteng Tangerang atau Fort Tangerang yang dibangun VOC di tepi Sungai Cisadane sebagai pusat pertahanan, logistik, dan pemerintahan militer.

Dalam arsip yang dipaparkan Mushab Abdu Asy Syahid, dinding benteng telah diperkuat mulai tahun 1708 mengikuti rancangan Gubernur Jenderal VOC Hendrick Zwaardecroon.

Catatan kolonial lainnya menjelaskan bahwa di dalam benteng ditempatkan 30 orang Eropa dan 28 orang Makassar, sementara pada masa-masa berikutnya jumlah garnisun berkembang menjadi 50 personel lengkap dengan sersan, kopral, hingga onderchirurgijn atau asisten ahli bedah (arsip De Haan, 1910–1912).

Selaras pembicara dalam sesi FGD, Prof. Mufti Ali menjelaskan bahwa benteng ini merupakan markas 800–900 pasukan multietnis dan berfungsi sebagai militerisch bestuur, yaitu pusat pemerintahan militer VOC di Tangerang. Benteng ini mengendalikan sembilan kompi patroli di sekitar Cisadane serta berfungsi sebagai gudang logistik dan senjata.

Benteng juga menjadi tempat perlindungan penduduk lokal yang melarikan diri dari konflik antara VOC dan Sultan Ageng Tirtayasa pada 1682. Catatan arsip menunjukkan 148 warga Jawa dan Bali pernah meminta perlindungan di pos Kompeni Tangerang pada 14 April 1682 (D.R. 14.6.1682).

Polandia Bersedia Untuk Berinvestasi dengan Indonesia

Melalui penelusuran berbasis arsip ini, DPAD menargetkan tersusunnya kembali sejarah autentik Benteng Makassar yang selama ini tertutup oleh minimnya dokumentasi publik.

Lebih jauh, FGD menjadi pintu masuk pengumpulan narasi sejarah yang lebih utuh, termasuk peta kolonial, struktur benteng, aktivitas militer, hingga pergeseran batas kekuasaan VOC dan Banten di sepanjang Cisadane.

Upaya ini diharapkan memperkaya literasi sejarah daerah, memperkuat identitas lokal, serta menjadi dasar pengembangan kajian akademik dan kebudayaan Kota Tangerang ke depan.[]

Sumber:

Resmi Mendaftar, Fauzan-Dion Siap Perjuangkan Hak-Hak Mahasiswa UNRI
× Advertisement
× Advertisement