Info Massa – Forum Aksi Mahasiswa (FAM) Tangerang melakukan aksi unjuk rasa dalam mengkritik kebijakan 100 hari kepemimpinan Sachrudin dan Maryono yang berlangsung di depan Gedung Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Selasa (2/6).
Menurut FAM Tangerang, Walikota dan Wakil Walikota Tangerang ini tidak menunjukkan progres positif dalam 100 hari kerja, terlebih mengenai program unggulannya 3G (Gampang Kerja, Gampang Sembako, Gampang Sekolah).
Sekjen FAM Tangerang Akbar Ridho memaparkan jika program unggulan yang dicanangkan Sachrudin dan Maryono sejauh ini hanya bersifat woro-woro.
“Kepemimpinan Sachrudin Maryono dalam 100 hari kerja tidak menunjukan kerja-kerja yang signifikan,” ungkap Akbar dalam orasinya.
Akbar pun menyoroti tingkat keluarga miskin yang tinggi, hal ini merujuk pada data dari P3KE (Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem) mencatat jumlah keluarga miskin ekstrem di Kota Tangerang mencapai 172.887, sementara untuk total individu sebanyak 683.665 orang.
Akbar menegaskan jika program yang telah berjalan seperti Job Fair, Balai Latihan Kerja (BLK), On The Job Training (OJT) hanya bersifat seremonial.
“Hanya dilakukan sebagai program semata, tidak ada ikhtikad untuk menekan angka pengangguran tidak betul-betul dilakukan, program gampang kerja rasa-rasanya mustahil terealisasikan,” kata Akbar.
Di sektor pendidikan, Akbar juga menyoroti jumlah ketersediaan pendidikan gratis dalam kurun waktu dua (2) tahun kebelakang hingga sekarang belum juga ada peningkatan jumlah.
“Ini terlihat stagnan, pemberian akses pendidikan gratis pada sekolah swasta berjumlah 141 sekolah, sampai hari ini tidak juga bertambah angkanya, bila perlu sekolah yang ada di Kota Tangerang semuanya gratis tanpa syarat sebagaimana putusan MK kemarin,” jelas Akbar.
Sementara Mian Safe’i kader FAM Tangerang yang baru saja kembali pasca konsolidasi mahasiswa lintas daerah di Pulau Sumetera ini menambahkan jika program pangan murah yang telah digagas Pemkot tidak menyentuh akar masalah.
“Terkait gerakan pangan murah yang dilakukan di beberapa lokasi sangat tidak menyentuh akar masalah, yang diinginkan rakyat justru adalah terjaminnya ketersediaan bahan pokok, masalahnya adalah kan Pemkot tidak mampu menjaga stabilitas harga bahan pokok,” kata Mian.[]
Komentar