Harlah Tangsel Ke-13, PSI Desak Pemkot Persempit Ketimpangan Sosial dan Atasi Pembangunan Kumuh

Tangerang Raya

Editor: Fajrin Kamal

Tangsel – Menjelang Hari Lahir (Harlah) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) ke-13, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) meminta Pemerintah Kota (Pemkot) di bawah kepemimpinan Benyamin Davnie dan Pilar Saga Ichsan untuk mempersempit ruang ketimpangan sosial yang masih ada di daerah berslogan Cerdas, Modern, Religius. Demikian disampaikan politisi PSI Tangsel, Ferdiansyah.

Menurut Ferdi, sapaannya, pengembang besar Sinar Mas, Bumi Serpong Damai (BSD), dan Jaya Real Property mempunyai peran strategis dalam pembangunan di Kota Tangsel. Perusahaan raksasa itu, kata dia, telah membuat daerah yang sebelumnya bagian dari Kabupaten Tangerang ini juga memberikan pendapatan pajak dan retribusi cukup besar.

Namun dalam pengamatan Ferdi, sangat disayangkan bahwa di balik kemegahan Kota Tangsel itu masih banyak ketimpangan sosial dan pemukiman kumuh. Padahal, ia menyebut perkembangan pembangunan sangat masif, misalnya pusat perbelanjaan dan tumbuhnya rumah sakit serta fasilitas lain sebagai salah satu indikator maju dan berkembangnya suatu wilayah.

“Kita tidak bisa pungkiri, image atau gambaran mengenai Kota Tangerang Selatan dapat tercermin dari wilayah-wilayah yang dikuasi oleh tiga pengembang besar tersebut, namun ini adalah sebuah keniscayaan, dimana Tangerang Selatan masih terdapat banyak lokasi perumahan kumuh dan pemukiman kumuh,” ungkap Ferdiansyah kepada infomassa, 23 November 2021.

Sementara, lanjut Ferdi, berdasarkan data dari Keputusan Wali Kota Tangerang Selatan Nomor: 663/Kep.265-Huk/2020 tentang penetapan lokasi perumahan kumuh dan pemukiman kumuh terdapat sekitar 71 (tujuh puluh satu) lokasi yang tersebar di 6 (enam) kecamatan dengan luas total sebesar 112,8 Ha (seratus dua belas koma delapan) hektar.

Kemudian mengintip data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tangsel, anggota DPRD Tangsel itu mengutarakan bahwa jumlah penduduk miskin selama 3 (tiga) tahun terakhir meningkat. Pada tahun 2018, penduduk miskin berjumlah 28.210 orang, untuk tahun 2019 berjumlah 29.160 orang dan untuk tahun 2020 berjumlah 40.990 orang. Peningkatan ini cukup signifikan karena kita semua ketahui ini merupakan dampak dari adanya pandemi Covid-19.

Selain itu, jumlah pengangguran yang disampaikan Kepala Dinas Ketenagakerjaan perbulan September 2021 sekitar 84.000 orang. Sekitar 49 perusahan dari berbagai sektor usaha bangkrut/tutup, serta 83 sektor usaha telah merumahkan karyawannya akibat dari adanya pandemi ini. Lalu Indeks pembangunan manusia (IPM) di Tangerang Selatan juga turun beberapa point, yang semula di angka 81,48% untuk tahun 2019, kemudian turun di angka 81,36% untuk tahun 2020.

Ferdiansyah, Ketua fraksi PSI Kota Tangsel. (Foto: infomassa/ist).

Dari data di atas, Ketua Fraksi PSI Tangsel itu mengatakan Kota Tangsel tidak kekurangan para pakar, akademisi dan ilmuwan (peneliti) baik yang tinggal maupun yang bekerja di wilayah Tangerang Selatan. Dikatakannya, hal itu dapat dilihat atas keberadaan sekitar 23 Perguruan Tinggi, Universitas ataupun Sekolah Tinggi.

“Berdasarkan data yang kami himpun, setidaknya terdapat sekitar 120 orang Profesor, 648 orang Doktor (S3) dan ribuan orang yang memiliki gelar akademik Magister (S2) yang tinggal/berdomisili maupun yang kerja di wilayah Tangerang Selatan. Hal ini dapat membuktikan bahwa Tangerang Selatan tidak kekurangan stok orang-orang hebat dan jika para pakar, ilmuwan (peneliti) dan para akademisi ini dapat diberdayakan kompetensinya, maka kemungkinan masalah ketimpangan pembangunan sosial dan pembangunan di Tangerang Selatan dapat terurai,” tutur Ferdi.

Ferdi mengimbau agar Pemkot Tangsel harus banyak melakukan inovasi tidak hanya dari sisi pelayanan kepada masyarakat yang sudah cukup banyak dibuat oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil salahsatunya, akan tetapi inovasi dalam hal pembangunan daerah.

Ia menyarankan Badan Perencanan Pembangunan Daerah (Bappeda) Tangsel selaku motor pembangunan daerah harus lebih massif dalam melakukan Forum Group Discussion (FGD) baik dengan para pengusaha, forum Rektor atau Kepala Perguruan Tinggi, para pakar, ilmuwan dan akademisi yang ada di wilayah Tangerang Selatan guna mencari solusi dari segala permasalahan yang ada di Tangerang Selatan terlebih masalah ketimpangan sosial dan juga pembangunan.

“Tangerang Selatan harus dapat berbenah dan menata diri lebih baik lagi di usia ke-13 tahun ini. Pembangunan yang sudah baik pada masa Wali Kota sebelumnya harus dapat ditingkatkan dan dipelihara, serta hal-hal yang masih menjadi pekerjaan rumah (PR) harus dapat diselesaikan dimasa Wali Kota dan Wakil Wali Kota terpilih yang baru ini. Benyamin-Pilar harus dapat memenuhi janji-janji kampanyenya yang sudah disampaikan untuk masyarakat Tangerang Selatan,” pungkas Ferdi.

21 thoughts on “Harlah Tangsel Ke-13, PSI Desak Pemkot Persempit Ketimpangan Sosial dan Atasi Pembangunan Kumuh

Tinggalkan Balasan