KBM Raharja Protes Pelecehan Rektor Terhadap Mahasiswi Bercadar

Editor: Mauladi Fachrian

Kota Tangerang – Tindakan diskriminatif dalam beragama yang dilakukan oleh Rektor Universitas Raharja Tangerang, Abas Sunarya, kepada salah seorang Mahasiswi bercadar menuai protes aksi unjuk rasa dari Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) yang berlangsung di halaman kampus, Selasa, 21 September 2021.

Juru bicara aksi KBM Raharja, Charles Pasi, saat ditemui di lokasi aksi menjelaskan bahwa aksi ini adalah bentuk solidaritas se-almamater. Ia mengatakan pihaknya mengecam keras tindakan diskriminatif Abas Sunarya terhadap mahasiswa sendiri.

Menurut Carles, larangan berbusana dengan menggunakan cadar di kampus hijau itu jelas sangat merenggut kebebasan hak mahasiswa. Selain itu, kata dia, hal tersebut justru melemahkan peran kampus sebagai benteng terakhir dari demokrasi.

Carles berharap pelecehan yang dilakukan Abas Sunarya terhadap Euis Sudita merupakan tindakan yang tidak bisa didiamkan oleh mahasiswa, khususnya KBM.

“Jelas ini adalah bentuk pembungkaman ruang-ruang Demokrasi kampus. Kejadian yang di alami oleh Euis, bukan tidak mungkin akan terjadi juga pada mahasiswi lainnya, dan itu harus kita luruskan secara bersama,” kata Carles kepada infomassa, Selasa 21 September 2021.

Aksi solidaritas itu juga menghadirkan Euis Sudita, Mahasiswi tingkat akhir yang mengalami tindak diskriminatif dan intoleransi. Kondisi psikologinya sangat terguncang.

Ia menuturkan bahwa Abas Sunarya tidak patut untuk dicontoh sebagaimana orang yang berpendidikan tinggi, apalagi selaku Rektor.

“Ini adalah bentuk dari pada pelecehan terhadap umat beragama. Di sini jelas bahwa Abas Sunarya tidak mencerminkan dan mengamalkan nilai-nilai pancasila. Saya tidak menyangka bahwa orang yang saya hormati bisa sampai melakukan diskriminatif terhadap keyakinan seseorang,” ujar Euis.

Adapun hal yang lebih menyakitkan Euis adalah ketika dirinya tidak diperkenankan lagi mengikuti perkuliahan apabila masih berbusana dengan gaya tertutupnya itu.

“Bentuk teguran ini menjadikan diri saya trauma dan psikologi saya terganggu. Saya bukan teroris dan Saya tidak mengganggu ketenangan orang lain! Saya hanya ingin bisa berkuliah dengan tenang. Itu aja,” ungkap Euis Sudita.