Menelisik Jejak Mistis KKN Di Desa Penari

Ragam Massa

Ragam Massa – Film horor ‘KKN di Desa Penari’ garapan rumah produksi MD Pictures telah menembus 8 juta penonton, hal itu disampaikan melalui salah satu media sosial resmi film @kknmovie.

“Terimakasih untuk 8.101.223 penonton yang sudah mendukung dan membuat industri perfilman Indonesia bangkit lagi. Maju terus perfilman Indonesia!” demikian keterangan dalam unggahan tersebut. Jum’at, 27 Mei 2022.

Film horor KKN di Desa Penari yang kini tengah digandrungi penikmat ‘layar lebar’ seperti menjadi magnet untuk industri-industri film di Indonesia untuk dapat bangkit dan berkarya kembali setelah bak hilang dari permukaan karena kondisi Pandemi Covid-19.

Kaur Kesra Desa Bayu, Desa Penari Yang Hilang

Petugas Desa, Sriyanto memastikan film KKN di Desa Penari terjadi di desanya. Begini ceritanya?

Pada 2009 lalu, ada beberapa mahasiswa dari Surabaya menggelar KKN di Desa Bayu, Kecamatan Songgon, Banyuwangi. Selama melakukan giatnya, mahasiswa itu tinggal di Balai Desa.

Cerita itu disampaikan Sriyanto, pada suatu hari, peserta KKN penasaran dengan keindahan Rowo Bayu. Kemudian ia mendatangi tempat itu.

“Awalnya mau lihat Rowo Bayu. Terus namanya orang pecinta alam, mereka langsung ke Darungan, wilayah perkebunan Bayu Lor,” kata Sriyanto, dilansir dari detikjatim.

Darungan atau Pendarungan merupakan kampung ‘hilang’ atau kampung mati. Jaraknya sekitar 2 km dari Rowo Bayu. Dahulu adalah sebuah perkampungan yang mana ditempati oleh para pekerja perkebunan namun telah kosong sejak tahun 2000-an.

Menjelang sore, mereka kembali dari Darungan ke Balai Desa Bayu. Lanjut Sriyanto mengungkapkan ada sepasang Mahasiswa dan Mahasiswi memilih bertahan di Darungan. Menurut Sriyanto, mereka masih ingin menikmati alam sekitar. Namun ada juga yang berkisah bahwa sepasang Mahasiswa dan Mahasiswi itu melakukan perbuatan tak senonoh di Darungan.

Alkisah mereka berdua pulang saat matahari sudah tenggelam. Ditengah perjalanan, mereka mendapat tawaran untuk mampir ke salah seorang rumah warga dan mereka mengiyakan tawaran tersebut. Dari sini, cerita mistis mereka dimulai.

“Begitu mereka masuk rumah tersebut, mereka seperti masuk istana. Ada rajanya, ada dayang-dayangnya, disuguhi tari-tarian. Wis layaknya kerajaan gutu,” papar Sriyanto.

Sriyanto melanjutkan ceritanya. Setelah menyantap jamuan dan suguhan tari-tarian, mereka izin pulang ke tuan rumah. Kemudian mahasiswa dan mahasiswi itu diberi bekal untuk disantap dalam perjalanan pulang menuju Balai Desa Bayu.

Namun saat bungkusan itu dibuka ditengah perjalanan pulang, mereka terkejut, sebab isinya kepala kera. Lalu mereka berdua mempertanyakan tempat yang baru saja ia singgahi yang ternyata tempat ghaib yang kemudian kini disebut Desa Penari.

Sampai di Balai Desa Bayu, mereka menceritakan apa yang ia alami kepada teman-temannya, kemudian cerita mistis itu sampai ke petugas desa.

Sriyanto menambahkan setelah mengalami kisah mistis itu, sepasang mahasiswa dan mahasiswi itu jatuh sakit. Kemudian mereka dibawa pulang ke Surabaya 5 hari kemudian, karena sakitnya tak kunjung sembuh, KKN tersebut tidak diselesaikan oleh mereka.

“Mereja berdua merasa sakit yang dirasakan lain dari yang biasanya. Akhirnya semua ikut pulang. Waktu mereka pulang, doa penutup KKN itu saya yang mimpin,” ujar Sriyanto.

Beberapa bulan berselang, Sriyanto mendapatkan kabar bahwa mahasiswa-mahasiswi yang sakit itu telah meninggal.

Kisah Yang Di Angkat Ke Twitter

Sebenarnya soal kisah KKN di desa Penari telah mencuat sejak 2019. Setalah akun Twitter @SimpleM81378523 bercerita dimana ada enam Mahasiswa dan Mahasiswi menggelar KKN di Kota B Jawa Timur pada akhir 2009. Mereka merupakan mahasiswa-mahasiswi angkatan 2005/2006 dari sebuah Perguruan Tinggi di Kota S.

Enam mahasiswa dan mahasiswi yang menggelar KKN tersebut yakni Ayu, Nur, Widya, Wahyu, Anton dan Bima. Dua diantaranya meninggal setelah melewati beberapa hal mistis di tempat KKN tersebut.

Mengungkap Kisah Film KKN Di Desa Penari Dari Versi Indigo

Kisah sejumlah mahasiswa dan mahasiswi yang sedang melakukan KKN di salah satu desa di Jawa Timur terus menarik perhatian. Meski begitu ada yang coba dirahasiakan karena permintaan tokoh dan memudahkan dalam penyebutan desa menjadi ‘Desa Penari’.

Diketahui, film KKN Di Desa Penari berhasil mengukir sejarah industri perfilman Indonesia. Namun dibalik cerita horor tersebut membiat beberapa versi bermunculan termasuk fakta yang sebenarnya. Salah satunya, mahasiswa KKN yang sengaja mengundang makhluk halus yang ada di wilayah Desa Penari. Ternyata salah seorang mahasiswa itu sedang mengamalkan ilmu yang diduga beraliran hitam.

Hal itu diungkapkan oleh seorang anak indigo Frislly Herlind.

Ia mengungkapkan kisah ini disembunyikan bahwa jin di Desa Penari itu datang mengganggu para mahasiswa yang sedang menjalankan kuliah kerja nyata KKN. Namun justru salah satu mahasiswa ini sedang menjalankan ilmu sejak sebelum datang dari KKN.

Karena di desa penari sangat mendukung suasana mistisnya, maka si mahasiswa ini memanggil penguasa lelembut Desa Penari.

Sang indigo ini mengungkapkan, ini berdasarkan penerawangannya dari dimensi alam gaib.

Ia mengungkapkan, kedatangannya langsung bertemu dengan penguasa Desa penari yang sebelumnya si indigo ini banyak bertemu berbagai sosok mahluk halus dengan berbagai bentuk dan rupa. Dalam pertemuannya dengan sang penguasa lembut di Desa Penari ini, menolak jika sejak belasan mahasiswa datang.

Para penunggunya langsung mengganggu beberapa mahasiswa namun menurut sang lembut justru salah satu mahasiswa-lah yang memanggil. Saat ditanya tentang kronologi kematian ayu dan bima, sosok penguasa hutan di desa penari ini mengakui jika kematian mereka sengaja dijadikan tumbal.

Setelah salah satu mahasiswa yang sedang menimba ilmu itu memberikan tumbal kedua rekannya yang KKN. Tujuan itu tak lain merupakan ingin memperdalam ilmu hitamnya juga ingin memikat teman wanitanya yang juga sedang KKN. Sedangkan cerita Bima dan Ayu Sebelum meninggal yang tak ada dalam film KKN di Desa Penari.

Dalam kisah KKN di Desa Penari berakhir tragis dengan ada dua orang yang meninggal yakni Bima dan Ayu. Bima dan Ayu yang diceritakan mendapat balasan akibat perbuatannya yang telah dilakukan saat KKN di Desa Penari. Bima dan Ayu sudah melanggar aturan yakni memasuki tipak talas dan berhubungan intim disana.

Cerita kisah nyata ini mengisahkan enam orang mahasiswa dan mahasiswi yang tengah melakukan KKN yakni Nur, Widya, Ayu, Anton, Bima dan Wahyu.

Cerita Bima dan Ayu sebelum meninggal yang tak ada di dalam film KKN Di Desa Penari membuat penasaran.

Kisah Tragis Bima Dan Ayu

Bima ingin memelet Widya karena menyukainya, sedangkan Badarawuhi ingin memiliki Widya untuk dijadikan sebagai dhawuh. Hal itulah yang membuat Badarawuhi memberikan benda berbentuk mahkota yang digunakan untuk dilengannya.

Namun mahkota itu malah dititipkan ke Ayu, karena lupa dengan pesan Bima untuk ditaruh dalam tasnya. Hal itulah yang membuat Bima marah kepada Ayu. Tak disangka Ayu ternyata menyukai Bima, makhluk penguasa Desa Penari yakni Badarawuhi yang mengetahui hal itu akhirnya memberikan Ayu selendang untuk memikat Bima.

Bima dan Ayu akhirnya berhubungan intim di tapak tilas, kejadian itu membuat keduanya mengalami kelumpuhan total.

Sukma Ayu dan Bima tertinggal di tapak tilas, Ayu harus menarik untuk Badarawuhi dan bangsa jin lainnya, sementara Bima tinggal bersama Badarrawuhi dan menciptakan anak-anak ular kecil.

Ada momen terakhir sebelum Bima dan ayu meninggal yang tak pernah diceritakan di film KKN di Desa Penari.

Bima yang lumpuh dan tak bisa ditolong oleh Mbah Buyut kemudian meninggal setelah empat hari berikutnya. Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, Bima sempat meminta tolong dan berteriak ada ular.

Sementara ayu meninggal tiga bulan berikutnya usai dibawa pulang kerumah keluarganya dalam kondisi lumpuh tersebut keluarga melihat air mata Ayu turun mengalir dan akhirnya meninggal.

Mbah Buyut yang merupakan orang asli di desa tersebut dan sangat mengenal seluk beluk desa serta penghuni makhluk halus disana. Sebelum Bima dan Ayu akan dibawa pulang oleh keluarganya mbak Mbah Buyut sempat meminta pihak keluarga untuk tidak membawa pulang keduanya.

Karena dirinya masih mengusahakan mengembalikan jiwa keduanya yang tertawan di desa Penari. namun karena pihak keluarga sudah marah bercampur sedih keduanya dibawa pulang.

Pihak keluarga juga berupaya ke beberapa tempat untuk berobat dari mulai medis hingga tradisional dan supranatural dengan tujuan agar keduanya sembuh. Namun upaya yang dilakukan pihak keluarga tak membuahkan hasil hingga Bima dan Ayu meninggal.

Penyesalan banyak dirasakan oleh banyak pihak termasuk prabu, yang merupakan kepala desa tempat KKN mahasiswa tersebut. Prabu menyadari tempat yang dipimpinnya itu bukanlah tempat biasa seperti Desa pada umumnya.

Desanya memang banyak menyimpan rahasia mistis hingga para pemuda disana memilih merantau keluar karena banyak pemuda disana yang jadi tumbal.

Maka dari itu Prabu, awalnya dengan keras menolak menerima para mahasiswa untuk melaksanakan KKN. Namun karena didesak terus-menerus akhirnya diperbolehkan.

Sejak peristiwa ini prabu sangat menyesal dan ia tidak akan menerima mahasiswa manapun untuk KKN. Akibat peristiwa itupun pihak universitas mengaku malu sehingga mencoret para mahasiswa tersebut.

Editor: Mauladi Fachrian

Tinggalkan Balasan