Oleh: Saiful Huda Ems – Pengamat Politik Indonesia dan Wakil Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia Di Berlin Thn 84/85
Info Massa – Saya paling benci dengan situasi seperti hari-hari ini, Rakyat dan Polisi dibentur-benturkan di jalanan terus menerus, sedangkan penguasa di istana sendiri malah asyik merampok dan bagi-bagi jabatan. Publik harus tau, baru di era Rezim Jokowi, demonstrasi terus menerus terjadi tiada henti di Ibu Kota dan di berbagai daerah.
Rakyat dibentur-benturkan terus menerus, seakan-akan tiada akhir. Kadang hari ini kita jadi teman kadang esok kita jadi lawan, dan mayoritas persoalannya bukan dengan siapa-siapa melainkan semuanya berawal dari Presiden Jokowi.
Pelaksanaan penyaluran Bansos oleh Mensos Bu Risma disabotase oleh Presiden Jokowi, dan Bu Risma hanya dipaksa untuk tau yang Rp. 87 Triliun saja, yang kemudian Bu Risma salurkan sendiri pada rakyat.
Sedangkan yang Rp. 400 Triliunnya beliau sama sekali tidak tau dan seakan tidak boleh tau, digunakan untuk apa dan oleh siapa. Oleh Presiden Jokowi kah? Oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto kah? Oleh Mendag Zukifli Hasankah? Atau oleh menteri-menteri penjilat Jokowi yang lainnya? Entahlah…
PEMILU 2024 juga sudah dipastikan penuh dengan kecurangan yang terstruktur, sistematis dan masif, dan sangat tidak mungkin warga negara biasa mampu melakukan hal seperti itu, kecuali oleh mereka yang memiliki kekuasaan !. Itulah alasan, mengapa tim hukum Anies-Muhaimin dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD menggugat ke MK, serta meminta Cawapres No. 2 didiskualifikasi.
Komite HAM PBB dan media-media di luar negeri juga turut menyorot dan mempertanyakan soal kecurangan-kecurangan PEMILU 2024 di negeri ini, lalu masihkah Jokowi berlagak sebagai Presiden yang demokratis dan bijaksana?!.
Revolusi Mental terpental-pental karena banyaknya manipulasi struktural yang tanpa malu-malu dipertontonkan oleh Rezim Jokowi sendiri. Target Indonesia Emas 2045 seperti yang dikatakan oleh banyak orang, ternyata hanya memunculkan Emas Jokowi, Emas Usman, Emas Gibran, Emas Bobby, Emas Kaesang dll.
Merekalah badut-badut negara penyongsong 2045, maka jangan heran jika ada tokoh lokal, politisi pemula yang tidak memiliki track record perjuangan nasional apapun, dan yang hanya bermodalkan jadi menantunya Presiden, kemudian ia dianugerahi sebagai Tokoh Nasional ! Gila…