Cep Permana Galih Dimandatkan Pimpin Dema Pospera Riau

Daerah

DPD Posko Perjuangan Rakyat atau Pospera Provinsi Riau menghidupkan Dewan Mahasiswa (Dema) Ditengah hiruk-pikuk perpolitikan di Riau yang tak kunjung selesai.

DPD Pospera berharap dengan adanya Dema maka pergerakan dan perjuangan mahasiswa di Riau ini akan semakin hidup guna untuk membela hak-hak rakyat.

DPD Pospera Riau memandatkan organisasi sayapnya ini kepada seorang aktivis mahasiswa Riau yang dulu pernah menjadi Presiden Mahasiswa (Presma) salah satu kampus di Riau, yaitu Cep Permana Galih.

Sekretaris DPD POSPERA Riau Khairul Ikhsan Chaniago, S.Sos., M.SI ketika dihubungi membenarkan surat mandat untuk pengurusan baru Dema Pospera Riau telah diberikan kepada Cep Permana Galih.

“Ya benar, Jumat lalu sudah kita serahkan mandat kepada Cep Permana Galih untuk secepatnya menyusun dan merampungkan kepengurusan Dema Pospera Riau yang baru,” ucap Khairul Ikhsan Chaniago.

Menurut Ikhsan, Cep Permana Galih adalah sosok yang pas memimpin Dema Pospera Riau. Selain Nasionalis, Cep Permana Galih adalah aktivis muda Riau yang semua orang tau rekam jejak dan namanya sangat besar di dunia pergerakan Pekanbaru.

“Kita lihat saja sepak terjang beliau membesarkan Dema Pospera Riau, karena secara ideologis dan gerakan saya rasa dia sudah sangat jelas, itu bagus untuk menghadapi hiruk pikuk isu-isu daerah dan nasional yang akan sangat panas di beberapa tahun kedepan,” tutur Ikhsan.

Cep Permana Galih juga menyanggupi mandat itu dan siap berjuang bersama Pospera Riau, apalagi ia mengidolakan Ketua Dewan Pembina POSPERA yakni Adian Napitupulu yang kini sebagai anggota DPR RI.

“Saya menerima mandat dari DPD Pospera Riau sebagai Ketua Dema. Visi saya adalah nasionalisme dan perjuangan yang sifatnya kerakyatan. Saya akan berjuang semaksimal mungkin untuk rakyat Riau, terkhusus mengenai ideologi negara maka saya akan terus menjunjung tinggi dalam setiap perjuangan saya bersama Dema Pospera Riau ini,” Ucap Cep Permana Galih, Selasa 11 Oktober 2022.

Pospera merupakan perhimpunan dua organisasi rakyat, yakni PENA 98 dan organisasi masyarakat korban SUTET yang kemudian menghimpun diri dalam satu organisasi perjuangan merebut ruang-ruang kekuasaan untuk cita-cita perbaikan negeri untuk kesejahtraan rakyat. []

Editor: Mauladi Fachrian

Tinggalkan Balasan