Poros Intelektual Muda Bergeming Di Kota Tangerang, Ini Alasannya..

Tangerang Raya

Kota Tangerang – Kelompok pemuda dan mahasiswa Kota Tangerang menyatukan wujud dan mendeklarasiksan Poros Intelektual Muda (PIM) sebagai wadah juang konstruktif untuk kemajuan masyarakat di Tangerang Raya.

PIM digaungkan pada 21 April 2022 di bilangan Kota Tangerang. Para Deklarator PIM sendiri terdiri dari berbagai profesi seperti Avdokat, Aktivis hingga para pemuda dan mahasiswa yang namanya sudah tidak asing di panggung gerakan Tangerang.

Sebut saja, Daniel Harapan Nainggolan, Septian Prasetyo, Robet A Nainggolan, Ahmad Zidny, Muhamad Hayun, Darwin Silaban, Khoirul Imam, Marten Hasibuan.

PIM lahir atas problematika yang saat ini tengah dihadapi Rakyat Indonesia, khususnya di Tangerang Raya. Menurutnya, persoalan yang terjadi begitu kompleks. Misalnya di Tangerang Raya sendiri, Sejumlah pemimpin seolah tidak mampu memberikan solusi terbaik untuk rakyatnya.

Salah satu faktor yang mempengaruhi kondisi tersebut dapat dipastikan adalah hasil dari manifestasi politik hari ini. Musababnya, banyak yang memiliki kepentingan golongan, pemodal kapitalis, dan kelompok Oligarki.

“Padahal problematika harus ada jawaban untuk Rakyat, tanpa satu kepentingan kelompok dan kepentingan para pemodal,” kata Daniel Harahap Nainggolan, salah satu Founder PIM.

“Minimnya kepedulian dan keberpihakan para pemangku kebijakan tersebut terjadi akibat minimnya kelembagaan yang bersifat demokratis dan sistem demokrasi patronase serta tidak adanya pendidikan politik yang bersifat kerakyatan di tambah menguatnya pragmatisme di kalangan rakyat yang mengakibatkan tingginya ongkos politik, sehingga membuat kontestasi hanya bisa di ikuti oleh merapa para oligarki yang sejak sebelumnya telah mempersiapkan finansial sehingga peralihan kekuasaan terbatas.” tambahnya.

Daniel menerangkan, kontestasi pemenuhan hajat hidup rakyat di Kota Tangerang akan dimulai pada tahun 2023. Ia memandang ada beberapa hal yang wajib menjadi perhatian khusus berkaitan dengan kehidupan rakyat yang saat ini terasa semakin berat.

“Sampai dengan hari ini kita masih di hadapkan oleh disparitas dan ketimpangan di sektor ekonomi, terutama di era pandemi menuju kearah pemulihan,” terangnya.

Selain itu, kata Daniel, potensi politik oligarki juga akan terjadi mengingat nilai mahar politik tidak sedikit, sehingga bisa memberikan efek minim pada partisipasi politik bagi mereka yang ingin berkontestasi di ajang perpolitikan baik eksekutif maupun legislatif. Hal inilah yang menurutnya secara tidak langsung akan memberangus nilai-nilai Demokrasi.

“Contoh nyata pemberangusan demokrasi ialah terjadinya pemborongan rekomendasi partai politik untuk mengusung para kontestan dalam pemilihan kepala daerah pada periode sebelumnya, sehingga tak terdapat rival dalam kontestasi pemilihan kepala daerah.” Ujar Daniel.

Atas dasar itu, Daniel berpesan kepada masyarakat agar sedini mungkin membuka kesadaran politiknya. Kemudian membangun kelompok untuk memperkuat basis intelektual terhadap kondisi politik yang terjadi.

“Kendati demikian, rakyat Indonesia khususnya Tangerang Raya wajib membuka kesadaran dan menciptakan Blok psikologis terhadap masyarakat yang kurang pengetahuan tentang politik tangerang saat ini, sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang demokratis secara universal,” Daniel mengakhiri.

Editor: Fajrin Kamal

Tinggalkan Balasan