Program Rehabilitasi Hutan Di Kuansing Didukung Berbagai Pihak

Daerah

Teluk Kuantan : Masyarakat Kuantan Singingi (Kuansing) yang menginginkan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RLH) menjadi program yang berkelanjutan mendapat dukungan dari berbagai pihak. Pasalnya, jika tidak dilanjutkan maka ancaman dan gangguan terhadap kelestarian Hutan Lindung Bukit Betabuh dan Hutan Lindung Sentajo masih massif terjadi dan memerlukan sinergi serta kolaborasi kepedulian semua pihak.

Syukri, salah seorang ketua kelompok swakelola lahan menyampaikan agar Pemeintah memfasilitasi program-program pengelolaan hutan dalam bentuk perhutanan social yang mungkin bisa menjadi salah satu bentuk solusi. Tanpa keberlanjutan pengelolaan, maka harapan keberhasilan manfaat rehabilitasi hutan hanya seperti mimpi belaka.

“Kami mewakili semua kelompok pelaksana swakelola menyampaikan bahwa kami sangat berharap agar hasil pekerjaan RHL yang telah kami upayakan selama 3 tahun ini dapat diserahkan Kembali kepada kami agar dapat dipelihara dan dimanfaatkan hasilnya. Masyarakat siap berkolaborasi sepanjang diberikan mandat dan kepercayaan oleh pemangku Kawasan,” kata Syukri saat beraudiensi dengan jajaran Pemerintah yang terlibat di Aula Pertemuan Tri Esti Indrarwati Kantor BPDASHL Indragiri Rokan, Selasa 18 Januari 2022.

Kepala BPDASHL Indragiri Rokan, Irpana Nur mengatakan bahwa RHL itu adalah pekerjaan mulia, karena memberikan manfaat bagi alam semesta beserta makhluk hidup yang ada di dalamnya.

“Setiap batang tanaman RHL perlu dirawat dan dijaga agar bisa dimanfaatkan hasilnya. Penyerahan hasil penanaman dan pemeliharaan ini hakikatnya adalah menyerahkan aset kepada Pemangku Kawasan untuk dapat dikelola dan dimanfaatkan. Untuk itu perlu ada keberlanjutan dalam pemeliharaan,” kara Irpan, sapaannya.

Kepala KPH Singingi, Abriman, dalam pertemuan itu juga mengatakan apabila Kelompok-Kelompok Masyarakat dan Kelompok-Kelompok Tani Hutan yang selama ini berperan aktif sebagai pelaksana swakelola tidak bersedia untuk melakukan pemeliharaan lanjutan, maka tentu berat baginya untuk menerima hasil pekerjaan RHL tersebut.

“KPH Singingi ini sangat terbatas sumberdayanya, baik personil, fasilitas, apalagi pembiayaan, sehingga kalau tidak dibantu maka pengelolaan dan pemeliharaan lanjutan akan sulit terlaksana,” tutur Abriman.

Editor: Mauladi Fachrian

Tinggalkan Balasan