Kabupaten Tangerang – Pihak Pondok Pesantren (Ponpes) Daar El Qolam 1, Jayanti, Kabupaten Tangerang, menyesali perkelahian antar santri kelas 1 SMA di Ponpes, hingga menyebabkan salah satu berinisial BD (15), meninggal dunia pada Minggu (7/8) .
Ahmad Idrus, ustaz pengajar di Ponpes itu menegaskan kalau perkelahian antar santrinya merupakan kesalahpahaman. Meski tidak dijabarkan kesalahpahaman antar santrinya itu, Idrus berharap kejadian itu tidak kembali terulang.
“Ini murni perselisihan, sebenarnya salah paham. Jadi antar dua anak ini satu angkatan kelas 1 SMA. Jadi anak berselisih, salah paham antar korban dan si pelaku ini. Kita berharap tidak terjadi, cuma memang seperti ini jalannya. Maka saya berharap dan minta doa dari semuanya,” kata Idrus saat dikonfirmasi Senin (8/8).
Menurut Idrus, pihak Ponpes baru mengetahui kejadian itu dari cerita santri yang merupakan rekan korban pada Minggu kemarin. Teman korban saat itu melaporkan bahwa korban saat itu tidak sadarkan diri.
Idrus beralasan bahwa pihak Ponpes di saat jam kejadian sedang sibuk melakukan persiapan belajar-mengajar santri. Sehingga baru mengetahui adanya kejadian tersebut setelah menerima laporan santrinya.
“Itu kejadian jam-jam tanggung. Kita lagi siap-siap untuk mengajar. Maka kami juga tidak mengetahui ada hal seperti itu. Jadi ada temannya lapor ke kita, ada anak yang enggak sadarkan diri setelah perselisihan itu,” ucap dia.
Meski begitu, pihak Ponpes akan kembali meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas santri di luar jam belajar mengajar siswa di kelas menyusul peristiwa tersebut.
“Kita semaksimal mungkin untuk memperketat pengawasan di asmara, di kelas, atau di semua sisi kira-kira begitu. InsyaAllah mudah-mudahan bisa terselesaikan. Dan kejadian ini adalah yang pertama, sejak Ponpes ini berdiri,” ujar dia.
Dia juga menerangkan, meski terjadi peristiwa memilukan di lingkungan pesantren, kegiatan belajar dan aktivitas santri di Ponpes tetap berjalan seperti biasa.
“Kita bersyukur sebenarnya, walaupun tetap kita tidak menginginkan kejadian ini terjadi. Tapi kegiatan-kegiatan setelah kejadian kemarin sampai hari ini anak-anak tetap berkegiatan normal. KBM (kegiatan belajar-mengajar) anak-anak, keseharian anak-anak yang main bola, jogging dan sebagainya masih berjalan. Saya mohon doa supaya masalahnya cepat selesai. Kemudian juga mudah-mudahan tidak terjadi lagi,” ungkap dia.
Seorang santri berinisial BD (15) meninggal usai berkelahi dengan rekannya berinisial R (15). Polisi masih menunggu hasil visum dari RSUD Tangerang, guna memastikan penyebab kematian BD. Dari kondisi jasad korban, terdapat luka memar pada bagian tubuh korban.
“(Hasil visum) Nanti akan disampaikan dokter forensik kepada penyidik. Berdasarkan laporan Kanit Serse yang datang melihat korban di RS, memang ada memar di mata kiri sama pundak kiri,” kata Kapolsek Cisoka AKP Nur Rokhman di Tangerang, Senin (8/8).
Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Kota Tangerang, tengah memeriksa santri terduga pelaku perkelahian.
“Sudah dibawa tadi pagi, dia sama-sama Kela 1 SMA, satu angkatan,” tutur Nur Rokhman.
Selain membawa terduga pelaku perkelahian itu, polisi juga turut memintai keterangan dari enam santri lain, yang dipastikan mengetahui peristiwa perkelahian sesama santri tersebut.
“Enam orang santri kita mintai keterangan statusnya saksi. Perkelahiannya satu lawan satu, bukan pengeroyokan,” jelasnya.
“Setelah keluar dari kamar mandi berantem, saling memegang leher dan dipisahin teman-temannya. Setelah itu, korban keluar kamar 6 dan korban ini masih ngata-ngatain pelaku dan pelaku balik ke dalam kamar dan langsung memukul korban yang saat itu sedang memakai pakaian,” terang Kapolsek.
Dari pukulan dan tendangan pelaku di dalam kamar itu, korban terjatuh dan ditinggal ke luar kamar pelaku. “Sampai siang, baru diketahui sama teman satu kamarnya bahwa korban tidak sadarkan diri dan melapor ke ustaz, lalu dibawa ke klinik. Diperiksa dokter klinik menurut keterangan dokter sudah dalam keadaan meninggal dunia dan dibawa ke RSUD Balaraja,” papar Nur Rokhman.
Aksi perkelahian antara korban denganAksi perkelahian antara korban dengan pelaku terjadi pada pagi hari, sekitar pukul 06.15 -06.45 WIB. Kemudian, karena merasakan sakit kepala setelah berkelahi, korban hanya tiduran di kasurnya, hingga diketahui tidak sadarkan diri pada siang harinya.
“(Berkelahi) Satu lawan satu, terjadi pukul 06.15 – 06.45 WIB. Teman satu angkatan. Setelah berkelahi, korban setelah kejadian karena merasa sakit kepala, dia tiduran saja, teman-temannya enggak berani melapor ke ustaz,” jelas Kapolsek Cisoka, AKP Nur Rokhman.
Editor: Mauladi Fachrian