Sense of crisis Akibat Oligarki

Oleh Admin • 19/08/2021 • 215

Oleh: Septian Prasetyo, SH / Sekretaris Lajur Indonesia

Infomassa – Sejak beberapa waktu yang lalu ditengah situasi pandemi dan Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), kita disuguhkan pemandangan yang sangat kontraproduktif dengan adanya pemasangan baliho beberapa elite partai politik nasional di lokasi – lokasi strategis setiap sudut kota seakan memberikan kesan secara tidak langsung tentang hilangnya kepeduliaan dan disorientasi pemikiran serta tindakan para elite partai politik yang hanya mengedepankan kekuasaan dalam menyikapi kondisi masyarakat yang saat ini sedang dilanda kesulitan untuk bertahan hidup.

Bisa kita bayangkan bila pemasangan baliho dengan ukuran ekstra di lakukan di setiap kecamatan seluruh wilayah indonesia, terdapat sekitar 7.094 baliho dengan kisaran harga per baliho sekitar 15 Juta Rupiah, maka total biaya yang harus dikeluarkan adalah kurang lebih sebesar Rp. 105.000.000.000.00,- (Seratus Lima Miliar Rupiah) tentunya nilai tersebut sangatlah fantastis, seharusnya dengan anggaran tersebut dapat lebih bermanfaat bila di distribusikan dalam bentuk bantuan bagi masyarakat.

Belum lagi jika ditinjau dari aspek efektifitas dan kreatifitas terkait isi baliho yang rata – rata berisi himbauan dan ajakan yang bersifat lip service tentu saja hal tersebut sangat bertolak belakang dengan kondisi psikologis rakyat yang saat ini mengalami kejenuhan akibat ketidakpastian dalam penanganan pandemi yang cenderung fluktuatif terutama pada sektor ekonomi.

Memang di sisi lain pemasangan baliho dan bilboard elite partai politik di hampir seluruh wilayah indonesia memberikan berkah tersendiri bagi para pengusaha disektor jasa iklan dan dapat membangkitkan nilai ekonomi sektoral namun alangkah bijaksananya jika dalam setiap pengambilan keputusan untuk pemasangan baliho tersebut wajib mempertimbangkan kondisi masyarakat secara keseluruhan.

Baca juga: Guru Besar Universitas Andalas Apresiasi Gerakan Mahasiswa Bagikan Beras Murah

Seharusnya Sebagai partai politik yang tiap tahunnya memperoleh pembiayaan dari APBN maupun APBD disetiap tingkatan kepengurusannya dapat memberikan edukasi dan contoh yang baik khususnya dalam pengelolaan anggaran dengan jumlah besar terutama dari segi peruntukan agar lebih tepat sasaran dengan orientasi kemaslahatan bagi rakyat namun hal tersebut seakan berbanding terbalik dengan situasi yang terjadi saat ini partai politik beserta para elite nya seakan menutup mata dan kehilangan kepekaan terhadap kondisi sosial.

Apalagi jika kita bicara soal struktur partai politik yang dibungkus dengan demokrasi namun tetap dengan cita rasa oligarki, dimana mayoritas pimpinan partai politik adalah bagian dari keluarga dan orang terdekat dari para pendiri maupun pemimpin sebelumnya, jika hal tersebut dibiarkan terjadi secara terus menerus akan sangat berbahaya bagi atmosfer demokrasi kita yang bertujuan untuk kesetaraan dan pemerataan di segala aspek kehidupan.

Selanjutnya Partai Politik seharusnya memiliki tujuan dan fungsi melakukan pengembangan nilai demokrasi dengan menjungjung tinggi kedaulatan rakyat dan meningkatkan Partisipasi politik seluruh lapisan masyarakat serta berperan aktif dalam memberikan edukasi tentang kesadaran politik di setiap aspek terutama dalam pennyelenggaraan negara.

Semoga SENSE OF CRISIS ELITE POLITIK yang dibentuk dari sistem politik oligarki yang saat ini ada, dapat terkikis secara perlahan dengan adanya pembangunan kesadaran politik dan partisipasi generasi muda khususnya kalangan proletar untuk terjun langsung dalam arena politik, dengan semangat juang untuk menciptakan kesetaraan, dengan tujuan keadilan dan kesejahteraan umum, dapat di implementasikan karena hal tersebut memang datang dari seluruh persoalan rakyat yang ditimbul.

Baca juga: ‘Goblok Berjamaah’ Persekongkolan Sistematis Dalam RUU Polri