Info Massa – Jerman sedang menghadapi krisis tenaga kerja seiring dengan merosotnya ekonomi sehingga perlu beradaptasi dan mencari formula baru dalam penanganannya.
Konsultan Sumber Daya Intraprenor dan Organisasi Nirlaba 4 Day Week Global (4DWG) berkolaborasi merumuskan formula empat hari kerja dalam seminggu. Upaya ini tidak mengurangi jumlah upah dan akan diuji coba selama enam bulan ke depan di 45 perusahaan.
Konsultan Intraprenor, Jan Buhren menyampaikan kepada Kantor Berita Anadolu bahwa krisis ekonomi di Jerman telah merubah pasar tenaga kerja. Dengan demikian, maka sistim empat hari kerja dalam seminggu akan menjadi eksperimen.
“Kami melihat perubahan di pasar tenaga kerja, perubahan permintaan tenaga kerja, kami melihat semacam krisis ekonomi di mana-mana, terutama di Jerman dan Eropa, dan hal ini memerlukan cara berpikir baru dalam bekerja,” kata Buhren, dikutip dari Antara, Jum’at 15/03.
Buhren meneruskan, mereka yang pro terhadap waktu kerja yang lebih pendek berharap pekerja merasa lebih bahagia. Para pekerja menjadi lebih produktif di saat Jerman tengah berkutat dengan pertumbuhan ekonomi yang landai disertai minimnya jumlah tenaga kerja.
“Kami telah melihat bahwa mereka (staf) menjadi sangat kreatif dan menemukan cara untuk melenturkan cara bekerja dan waktu yang mereka habiskan untuk bekerja sehingga kerja 4 hari bukan sembarangan kerja 4 hari. Ada sekitar 12 mode berbeda yang yang telah kami lihat sejauh ini,” ungkap Buhren.
Buhren menambahkan di mana peningkatan motivasi itu juga terlihat di industri yang mengalami kekurangan tenaga terampil atau staf.
“Industri sudah mengalami kekurangan pekerja, hampir menjadi paradoks untuk mengatakan, apakah Anda ingin bekerja lebih sedikit?” kata Buhren.
“Jadi, meskipun perusahaan-perusahaan ini menawarkan cara baru dalam mengerahkan tenaga kerja mereka, hal ini sebenarnya berfungsi sebagai insentif, sebagai branding perusahaan. Di sinilah perusahaan meningkatkan nilai merek mereka dan oleh karena itu melihat peningkatan 300 persen dalam lamaran kerja yang dikirimkan kepada mereka,” Sambungnya.
Bulan November 2023, Kamar Dagang dan Industri DIHK menyatakan bahwa setengah perusahaan di Jerman sulit memenuhi ketersediaan lowongan kerja. Sekian Ribu pekerjaan tidak terisi, dampaknya timbul kerugian dengan angka 90 miliar euro atau sekitar 1.500 triliun rupiah pada perekonomian Jerman dalam 1 tahun terakhir. []