Respons Gedung Putih Atas Protes Mahasiswa Pro Palestina

Internasional

Info Massa – Kantor presiden Amerika Serikat atau Gedung Putih, memberikan respons terhadap protes yang dilakukan oleh mahasiswa Pro-Palestina dari sejumlah universitas dengan istilah banyak kalangan masyarakat sedang mengalami masa yang amat sulit.

“Kami tahu, saat ini adalah masa yang amat menyakitkan untuk berbagai komunitas,” kata juru bicara Gedung Putih, Jean-Pierre, saat konferensi pers, kemarin.

“Pejabat staf Gedung Putih saat ini ikut dalam berbagai rapat secara rutin dengan kelompok-kelompok tersebut,” tambah Jean.

Kurang lebih, dalam waktu seminggu ini sekitar ratusan mahasiswa dari berbagai kampus negeri maupun swasta di AS tengah menggelar demonstrasi menyatakan dukungan untuk Palestina.

Dalam aksinya ratusan mahasiswa membangun kemah sebagai bentuk solidaritas dari mahasiswa Columbia di New York yang lebih dulu mendirikan perkemahan solidaritas di Gaza sejak minggu lalu.

bersamaan dengan itu, Rektor Universitas Columbia Minouche Shafik juga berhadapan dengan anggota Kongres AS dalam rapat dengar pendapat perihal antisemitisme.

Shafik memberikan karpet merah bagi Kepolisian New York City (NYPD) untuk memasuki area kampus guna membubarkan perkemahan itu. Akibatnya, Lebih dari 100 orang ditahan, sementara 15 mahasiswa diskors.

Walaupun begitu, aksi mahasiwa tidak surut untuk mempertahankan aksi mereka dalam mempertahankan kemah solidaritas terhadap Gaza.

Selain mahasiswa, para dosen juga melakukan unjuk rasa pada Senin 22/4, buntutnya 133 mahasiswa dan dosen yang berunjuk rasa di Universitas New York ditangkap polisi.

Kemudian 47 demonstran mahasiswa di Universitas Yale di Connecticut juga ditangkap polisi kampus, dan tiga mahasiswa Politeknik Humboldt California ditangkap polisi.

Bebagai mahasiswa yang melakukan protes menuntut mereka mengambil sikap dengan mengecam agresi militer Israel di Jalur Gaza yang didukung AS. 

Selain itu, para mahasiswa juga mendesak almamater menghentikan investasi dengan perusahaan-perusahaan dan menghentikan kerja sama studi luar negeri dengan universitas di Israel. []

Tinggalkan Balasan