Sentral Mahasiswa (SEMA) Tangerang mendesak politisi PDI Perjuangan, Epa Emilia beserta supir pribadinya, Pabuadi, untuk segera ditangkap atas kasus penganiayaan terhadap Jopie Amir.
Koordinator SEMA Tangerang, Ervin Suryono, menerangkan bahwa Epa Emilia dan Pabuadi masih leluasa berkeliaran tanpa ditahan meskipun sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polres Metro Tangerang Kota.
Seharusnya, lanjut Ervin, dengan sangkaan pasal yang dituduhkan Polres Metro Tangerang Kota kepada Epa Emilia dan Pabuadi, keduanya wajib ditahan sambil menunggu proses persidangan di pengadilan.
“SEMA menuntut anggota kepolisian untuk menahan saudari Epa Emilia dan saudara Pabuadi. Hal itu sebagaimana tertuang dalam KUHAP dalam pasal 21,” kata Ervin usai menggelar konsolidasi mahasiswa di Cikokol, Kota Tangerang, Kamis (18/08).
Mahasiswa Stisnu Tangerang itu menyebutkan, kasus pidana yang disemat Epa Emilia selaku pejabat publik sebagai tersangka penganiayaan sangat berpotensi menimbulkan kegaduhan.
Alasannya, kata Ervin, tidak ada transparansi dari pihak Polres Metro Tangerang Kota untuk menerangkan kasus getok pistol yang terjadi kepada Jopie Amir.
Ervin menuturkan, jangan sampai dengan kondisi tersebut ada dugaan main mata antara pihak kepolisian dengan Epa Emilia sebagai kader partai sekaligus anggota DPRD Kota Tangerang.
“Kami meminta kepolisian transparan dalam proses hukum yg melibatkan penjabat publik ini,” ujar Ervin.
Selain menuntut penangkapan, SEMA Tangerang juga meminta Epa Emilia untuk mundur dari posisinya sebagai anggota DPRD karena telah menciderai marwah lembaga legislatif di Kota Tangerang.
SEMA menilai sikap arogansi Epa Emilia dalam menyelesaikan persoalan pribadinya tidak mencerminkan perilaku seorang pejabat.
“Kami Mendesak Epa, anggota DPRD mundur dari jabatan anggota dewan Kota Tangerang,” tegas Ervin.
Ervin menegaskan apabila pihak kepolisian tidak tegak lurus terhadap aturan yang berlaku, maka SEMA akan melakukan aksi unjuk rasa di depan Polres Metro Tangerang Kota dan di gedung DPRD.
“Jika persoalan ini tidak menjadi atensi selama 4×24 jam dalam anggota kepolisian maka kami akan melakukan aksi untuk turun kejalan,” kata Ervin Suryono.
Di sisi lain, Kanit Resmob Polres Metro Tangerang Kota, Gusti, mengklaim bahwa berkas kasus penganiayaan yang melibatkan Epa Emilia, Pabuadi dan Jopie Amir sudah dilayangkan ke Kejaksaan Negeri Tangerang.
Dia menerangkan saat ini sudah masuk tahap I, yakni pemeriksaan pemberkasan di Kejaksaan atau P19.
Kemudian terkait dengan tidak ditahannya Epa Emilia dan Pabuadi dikarenakan adanya sejumlah pertimbangan.
Meski demikian, bakal ada konsekuensi hukum yang akan diterima usai putusan pengadilan.
“Karena pertimbangan-pertimbangan tidak dilakukan penahanan. Nanti saat sidang vonisnya tidak dipotong masa tahanan karena tidak dilakukan penahanan,” ujar Gusti, Jum’at 19 Agustus 2022.
Diketahui, Polres Metro Tangerang Kota menjerat Epa Emilia dan Pabuadi dengan pasal 170 dan 351 KUHP tentang pengeroyokan dan penganiayaan.
Hal itu tertuang dalam surat pemberitahuan penetapan tersangka Nomor : B/1094/IV/RES.1.6/RESKRIM Tangerng 11 April 2022.
Dengan pasal tersebut, Epa Emilia dan Pabuadi terancam hukuman penjara di atas lima tahun.