Tirto Adhi Soerjo Dalam Sejarah Pers Nasional

Profil

Profil – Sejarah Hari Pers Nasional yang kemudian diperingati setiap 9 Februari tidak bisa lepas dari sosok Tirto Adhi Soerjo, perintis jurnalis, sekaligus Bapak pers Indonesia.

Pada masanya, Tirto mendirikan sebuah surat kabar pertama yang dimiliki dan dikelola oleh pribumi, yaitu Medan Prijaji, di Bandung pada 1907-1912.

Medan Prijaji dilahirkan untuk membentuk pendapat umum. Dalam gagasannya, Tirto menyampaikan perlu menciptakan suatu perhimpunan yang memajukan ‘bangsa yang terprentah’ dalam kungkungan kolonialisme.

Tirto Adhi Soerjo memilih jalan sunyi di garis pers, pergerakan dan kebangsaan hingga akhirnya meninggal dunia di usia muda, pada 7 Desember 1918.

Nama dan seluruh amalnya pernah menghilang dalam belantara memori pergerakan awal kebangsaan karena politik arsip Belanda yang terorginisir rapih. Berpencar-pencar pada dekade 1950-an, namun Pramoedya Ananta Toer memunculkan kembali dalam wajah koran-koran era Soekarno.

“Kadang sepertiga, kadang separuh halaman. Ada serial tentang sepak terjangnya (Tirto Adhi Soerjo),” ucap Muhidin M Dahlan dalam video dokumentasi Haul Tirto Adhi Soerjo ke-101 Tahun Journalist Lecture yang dikutip infomassa, Selasa 8 Februari 2022.

Menurut Muhidin, tulisan Pram membuat banyak kalangan yang terbuka matanya atas peran besar Tirto yang hilang. Masa Orde Baru (Orba) Tirto disebut sekadar tokoh perintis pers. Sementara Pram dengan tegas menyebut Bapak Pers Nasional.

Tirto Adhi Suryo Sosok Yang Rela Kehilangan Kemerdekaan Pribadi Demi Kemerdekaan Umum.

“Modern! Dengan cepatnya kata itu menggelumbang dan membiakkan diri seperti bakteria di Eropa sana. (Setidak-tidaknya menurut kata orang). Maka ijinkanlah aku ikut pula menggunakan kata ini, sekalipun aku belum sepenuhnya dapat menyelami maknanya,” tulis Pramoedya Ananta Toer dalam Bumi Manusia.

Siapa sangka sosok Tirto Adhi Soerjo sunguh menginspirasi Pramodya Ananta Toer, sampai-sampai sosoknya diabadikan dalam lima buku karangan sastrawan Pram, dari mulai; Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, Rumah Kaca dan Sang Pemula.

Sang pemula, penyuluh kemajuan. Tirto adalah seorang priyai yang terjun di dunia jurnalistik dan pergerakan. Sebagai pribumi pertama yang sadar menggunakan media jurnalistik demi bertujuan untuk membangunkan bangsanya, bahkan harus rela kehilangan kemerdekaan pribadinya demi kemerdekaan umum.

Menurut Pram dalam bukunya ‘Sang Pemula’, Tirto dalam setiap kesempatan kerap mengunakan tulisan-tulisannya untuk memukul kekuasaan. Pram menduga, perubahan yang drastis itu terjadi karena selama di Maluku Tirto menyaksikan kebiadaban yang dilakukan pemerintah kolonial Belanda.

Editor: Mauladi Fachrian

Tinggalkan Balasan