Info Massa – Limbah industri rumahan penghasil tahu di kawasan Jalan baru arteri samping tol Buaran indah 2 kampung blok kelapa RT 06 RW 03 kelurahan buaran indah kecamatan kota Tangerang dikeluhkan warga.
Mereka meresahkan aliran limbah yang sengaja dibuang di lingkungan warga tanpa proses pengolahan. Akibatnya, saat cuaca panas limbah-limbah dari industri tahu itu menghasilkan bau busuk.
Warga Blok kelapa RT 06, Abdul mengatakan, di kawasan tersebut memang terdapat industri rumahan penghasil tahu. Industri tersebut sudah beroperasi sangat lama, semenjak tahun 2015 hingga saat ini.
“Area industri makin dikelilingi permukiman warga sehingga aliran limbah mengganggu masyarakat sekitar dengan bau yang menyengat. Limbah tahu ini terus meresahkan warga,” ucapnya, Kamis 18 April 2024 kepada Info Massa.
Ia mengatakan, saat ini sangan banyak warga yang resah terhadap aktivitas pabrik tahu di wilayahnya. Bahkan, tidak sedikit pedagang di sekitaran pemukiman yang mengalami gulung tikar akibat bau yang dicemarkan dari limbah produksi tahu itu.
“Banyak rumah yang terdampak produksi industri tahu mulai dari asapnya maupun bau limbahnya. Kami berharap, agar pemilik industri tahu yang berada di Kelurahan Buaran indah dapat mengelola limbah produksinya dengan baik,” harap Abdul mewakili pesan warganya.
“Kami juga masyarakat tidak paham tentang bahayanya. Sekarang yang kami keluhkan baunya. Harusnya ada penampungan, jangan dibuang di saluran umum,” sambungnya.
Kholik selaku pemuda sekitar menambahkan, sebenarnya limbah tahu tersebut masih dapat diproduksi menjadi lebih berguna. Misalnya, ampas tahu dijadikan oncom yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.
“Solusi itu juga dapat melibatkan ketua lingkungan setempat dan karang taruna. Asalkan pemilik industri itu mau, Limbah itu masih bisa diolah,” ungkapnya.
Sementara pemilik pabrik tahu rumahan, Andi, mengklarifikasi aktivitas produksi tahunya. Dia mengklaim, siap memenuhi keinginan masyarakat sekitar.
“Apapun keluhan warga saya siap untuk di ajak rembukan atau mediasi. Kami tidak mau petantang-petenteng, yang jelas warga yang sekeliling kami sudah dipenuhin apa kemauan mereka. Dari nembok hingga nutup atap agar asapnya lari kedepan,” ungkap Andi.
Andi juga bersedia apabila pihak Jasa Marga ingin memberikan solusi atas pembuangan limbah tahu yang tidak tertampung di kemudian hari.
“Solusinya seperti apa agar tidak tertampung di sekitaran kantor JKC dan menimbulkan rasa bau ketika kemarau panjang, takut mengganggu kalian (JKC) sedang beraktivitas. Saran saya panjangin ajah langsung ke kali agar tidak tertampung di sekitaran kantor JKC,” tutup Andi. []