UMKM Cenderung Gagal Setelah Masuk Marketplace, Ini Solusinya…

Nasional

Jakarta – Kepala Badan Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Bambang Brodjonegoro menyebut masuknya produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) ke dalam marketplace dan e-commerce tidak menjamin keberadaannya untuk naik kelas. Menurutnya, setelah masuk dalam platform digital, justru kualitas UMKM terbilang kewalahan.

“Banyak UMKM yang malah kurang berhasil (ketika berada di platfom digital). Beberapa diantaranya adalah karena mereka kurang bisa menjaga konsistensi produk dan pelayanan. Mereka yang biasanya menangani 100, lalu naik ke 1000 pesanan, akhirnya tidak bisa melayani, dan itu akan mempengaruhi reputasi UMKM tersebut,” kata Bambang dikutip dari antara, Senin 8 Juli 2022.

Dalam suatu seminarnya, Bambang memaparkan bahwa tidak cukup jika hanya menyertakan UMKM ke dalam pasar digital saja. Ia menyarankan, untuk mencapai kesuksesannya, para pelaku UMKM perlu pengawalan yang rutin.

“Bicara digitalisasi (UMKM) bukan hanya sekedar masuk ke dalam marketplace saja, banyak aspek lain yang harus diperhatikan agar bisa membuat UMKM naik kelas serta berkelanjutan,” papar Bambang.

Bambang merunut, pengawalan digitalisasi UMKM perlu dilakukan dari hulu sampai hilir. Sehingga, manfaatnya terasa maksimal dan secara bisnis terlihat pelaku usahanya.

“Digitalisasi sebaiknya secara end-to-end, dari segala aspek kehidupan UMKM yang meliputi produksi, manajemen, dan pengelolaan keuangan,” ujar Bambang.

“Misalnya dengan menggunaan aplikasi untuk melakukan manajemen keuangan sederhana sehingga dia bisa tahu bagaimana kondisi keuangannya, lalu manajemen inventory, dan customer relationship. Harapannya, digitalisasi UMKM bisa seperti itu,” tambahnya.

Disambung Deputi Bidang Sumber Daya Manusia BUMN, Teknologi dan Informasi Kementerian BUMN, Tedi Bharata, menerangkan bahwa bentuk pengawalan UMKM dalam marketplace salah satunya dengan memberikan pelatihan-pelatihan.

“Pelatihan keuangan juga benar. UMKM harus belajar memisahkan keuangan pribadi dan usahanya, serta platform yang membantu dia. Selain itu, penting juga untuk belajar soal pemasaran online-offline,” kata Tedi.

“Sementara, Pemerintah juga memberikan dukungan dengan fokus pada policy dan implementasi yang lebih baik lagi,” sambung Tedi Bharata.

Tinggalkan Balasan