Motif dan Jumlah Pelaku Tewasnya Santri Pesantren Gontor

Daerah

Kapolres Ponorogo AKBP Catur Cahyono Wibowo membeberkan motif dan jumlah pelaku terduga pelaku penganiaya santri Pondok Pesantren Gontor berinisial AM hingga tewas.

Menurut Catur, penganiayaan diduga diawali atas kesalahpahaman antara korban dan pelaku terkait persoalan kekurangan alat saat kegiatan Perkemahan Kamis-Jum’at (Perkajum) yang diketuai oleh AM pada Senin 28 Agustus 2022.

Selanjutnya, lanjut Catur, untuk motif keseluruhan akan disampaikan setelah kepolisian selesai melakukan penyelidikan.

Catur menyebutkan untuk penyebab kematian AM akan diungkapkan langsung oleh saksi asli.

“Saksi ahli yang mengemukakan penyebab kematiannya,” ujar Catur, Selasa (6/9/2022).

Polisi juga menyelenggarakan olah TKP dan pengumpulan barang bukti di Ponpes Gontor, Selasa (6/9/2022).

“Seterusnya dilakukan prarekonstruksi dalam kesempatan tersebut dengan total 50 adegan yang dirangkum dari permulaan sampai ke IGD,” kata Catur.

Catur Mengisahkan, prarekonstruksi menjabarkan adegan penjemputan, aktivitas yang menciptakan korban meninggal dunia, hingga korban dibawa ke IGD rumah sakit milik Pondok Gontor.

Polisi menyita barang bukti diantaranya kentongan air mineral, minyak kayu putih, hingga Becak. Adapun busana korban telah dikembalikan ke keluarga AM di Palembang.

“Terduga eksekutor lebih dari satu orang. Hingga kini sudah ada 11 orang saksi yang diperiksa,” kata Catur.

Kapolres Ponorogo mengimbau pondok pesantren melaksanakan supervisi ketat agar persoalan serupa tak terulang. Supervisi juga harus dilakukan secara berjenjang.

“Tiap pondok harus ada pembimbing yang melekat dan Memantau, karena bagaimana pun di lembaga pendidikan terbukti ada jam-jam rawan,” ujar Cahyo Wiyono.

Sebelumnya, orang tua AM, Soimah, di Palembang, Sumatra Selatan, sempat melampiaskan isi hati menyangkut ajal putranya yang merupakan santri Pondok Modern Darussalam Gontor.

Santri berinisial AM itu mulanya disebut meninggal karena kelelahan mengikuti perkemahan Kami-Jumat. Namun Soimah tak percaya dengan hal tersebut sesudah memandangi jasad putranya.

Pihak Pondok Gontor walhasil mengakui menerima terkaan penganiayaan dalam ihwal kematian AM. Pondok Pesantren Gontor mengaku telah mengeluarkan para terduga pelaksana yang terlibat dalam kematian AM.

“Pada prinsipnya Kami, Pondok Modem Darussalam Gontor, tidak menyerahkan toleransi segala aksi kekerasan di dalam zona pesantren, apa pun Wujudnya, termasuk juga dalam masalah almarhum AM ini,” jelas Juru Bicara PMDG Ponorogo Noor Syahid.[]

Editor: Mauladi Fachrian

Tinggalkan Balasan